--

-------------------------------

Perjalanan Hidup. Ku Ungkap Dengan Puisi..

Ku Rasakan Hanya Malam yang Akrab Dengan Kesunyian,
Ku rasakan Hanya Cinta yang Mengobati Kesendirian,
Sapa hati ku dengan Cinta Mu " Ya Illahi Rabbi "
ku Butuh Cahayamu Terangi Jalanku.

Sadar Ku Akan Kepergianku Tingalkan Fana,
Tak Sejenak Membela, Membakar ku, Jika Dosa Fana Meraja.
Sejukan ku, Jika Rahmat Ukhrowiku Menderma.
" Ya Illahi Tawazunku Jauhkanku Akan Nestapa Kehidupan Dunia "

Malam Gelap Bertabur Bintang, Cahayanya Setia Menemani di Sudut Malam
Kerlipnya, Seakan Menyapa hati, Tuk Selalu Bersenandung Dalam Lirih bait Puisi,
Sampai Mata terpejam Lepas Maya Padam Raga.



Waktu Nyaring Terdengar di Sudut Kamar.
Seolah Meyakinkanku, Akan Kepastian Lepasnya Ruh Sewaktu-Waktu.
Raga ini Sudah lama ku Gunakan,
Menapaki Lorong Waktu yang Tak hentinya Trus Berputar.
Ambangi Gerak, Tindakan, Ucapan, Yang Kadang Menghempas ku
Kedalam Kubang Dosa Ketidak Sadaran
" Ya Illahi Hidupkaku, Jika Kehidupan itu Lebih Baik Bagi ku.
Matikanku, Jika Kematian Lebih Baik Bagiku. Ya Dzat yang Maha Pengasih "

Oh... Tuahan Hizab aku Atas salah ku,
habisi disini di alam Fana.
Agar ku Dapat Menikmati Manisnya Alam Riwayatku,
Tanpa Terbalut Noda Dan Dosa.
Menikmati Khisnul Khotimah Membasuh Raga Di Alam Baqa.

Monolog Bathinku Laksana Melodrama.
Membajak Emosi, Dengungkan Kecemasan,
Jejaki Mimpi Angan Kepastian, Ratapi Desir Kehidupan.
Tiba Sa'at ku Merayu Takdir, Memihak Jerih, Masaku disini.

Di Kesunyian Ku Mengusik, Hatiku Berbisik Asik.
Kata Kecil Berbasis makna dalam Belaian makna Akan Cinta.
Rasio ku Mati, Hanya Bathinku Mendominasi dan Berkata " Cinta kau ADA "

Paradox ku Rasa Akan Duniaku,
Terangku Bertaburkan Cahata Kegelapan,
Ramaiku Mensyiratkan Kesunyian,
Gembiraku Melukiskan Kesedihan,
Cerahku Dekat Akan Mendung,
Seiring Langkah Kuatku, Hadapinya.

Filsuf Cintaku terdengar Merdu, Mengalun Sendu.
Mendendangkan Doa, Mendahagakan Asa, Meresap ke Djiwa.
Menyiratkan Hasrat tuk Setia,
Mensyuratkan janji Sampai Akhir Masa Senja Tiada.
Adakah Mahligai ini ku Tanggung Sendiri,
Walau Tepinya tak terlihat Muskil,
ku Tetap Kayuh Sungguh Memanggil.
Jika telah Jau pun Kemana,
ku yakin Kembali Jua Oleh Cinta...

Ini Tubuhku, Ragaku, Semua Dapat ku Kendalikan,
Mau ku Hindari Kemukaran dan Tunaikan Kewajiban.
Karena ku Berkehendak Akan Diriku.
Sedih, Riang , Duka atau Beban Yang Menghadang.,
ku tak ingin Kehilangan Kendali ku.

Jawab ku Keadilan Dunia Belumlah Sempurna,
ku Ingin Berperang Tanpa Melukai,
ku Ingin Menang Tanpa Mengalahkan,
ku Ingin Mengalah Tanpa Kepasrahan,
ku Ingin Bercerita Tanpa Terluka,
Dunia ku Bukan Tempat Terbaik ku.

Ku Ingin Melihat Jingga dan Memelukya,
Melepas Jelaga Dahaga,
Laksana Cinta diawal Senja,
Hening Nishabmya Senantiasa,
Terbuai Nikamat Syukur, Tasyakur, Tadabur,
Mengalun bagai Syufi Mengucap Dzikir.

No comments:

Post a Comment